Minggu, 07 Desember 2014

Selamat Membaca

MENEJEMEN WAKTU DALAM ISLAM


 MENEJEMEN WAKTU 








Lalu apa itu manajemen waktu ?

       Manajemen waktu merupakan perencanaan pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan manajemen waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.Dan efisien tidak lain mengandung dua makna,yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Jadi manajemen waktu adalah usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari waktu untuk dilakukan aktivitas tertentu yang mana telah ditentukan target dalam jangka waktu tertentu suatu aktifitas atau pekerjaan harus sudah diselesaikan.Memang akan sulit sekali untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan, namun jika kita ingin hasil yang maksimal hal itu harus dilakukan setidaknya jika kita belum mampu 100 % sesuai target kita berupaya semaksimal mungkin itu lebih baik.


Manajemen waktu yang baik adalah dengan membuat data aktifitas atau pekerjaan dan menentukan skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut.setiap pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan penting itu ada yang lebih penting yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan biasanya berhubungan dengan deadline.Letakkanlah aktifitas yang genting pada daftar yang paling atas untuk segera dikerjakan baru diikuti dengan daftar urutan pekerjaan lain yang kurang prioritasnya setiap kegiatan yang di lakukan haruslah direncanakan dan  harus tahu bagaimana membagi jam bangun , di antara berbagai kegiatan hari itu. Hal ini akan memastikan bahwa tugas selesai dan waktu yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Pentingnya manajemen waktu, itu membantu dalam mewujudkan atau mencapai tujuan Anda.


 Tips-Tips Manajemen Waktu

   
1. Membuat target dan perencanaan
Tulislah target jangka pendek dan jangka panjang, selalu manfaatkan waktu luang ex. saat dalam perjalanan selalu bawa buku atau/dan Al Quran. Pada saat perang Khandaq, Rasulullah membuat strategi pembuatan Parit yang sangat terencana sehingga bisa selesai tepat waktu.
2. Mempersiapkan rencana cadangan
Ingat!!! Manusia hanya bisa merencanakan, dan mutlak Allah sajalah yang berhak untuk menetukan. Ketika perang mu’tah, Rasulullah menunjuk 3 orang panglima perang untuk bersiap2. Jika panglima pertama syahid maka akan digantikan panglima kedua, dst.
3. Program yang dibuat dalam mencapai target harus realistis, terukur dan adil
Target boleh melangit tapi program mesti membumi. Adil dalam artian tidak merugikan orang lain. Saat perang Khandaq, umat islam yang jumlahnya hanya 3 ribu harus mengalahkan pasukan romawi yang jumlahnya 10 ribu. Jika dipikir secara logika mungkin hal itu hanyalah sebuah mimpi, namun dalam pelaksanaannya tetap membumi yakni dengan strategi pembuatan parit sehingga umat Islam bisa memenangkan peperangan.
4. Disiplin dalam rencana
Ketidak disiplinan dalam perencanaan bisa berakibat fatal. Ingat pepatah bijak “Gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan”. Kalau kita cermati kisah perang uhud, maka dapat diambil ibroh bahwa sesungguhnya yang menyebabkan kekalahan umat islam ketika itu adalah pasukan pemanah yang dipersiapkan untuk berjaga-jaga di bukit uhud tidak disiplin meninggalkan posisinya karena ghonimah perang yang ada di bawah bukit sehingga musuh yang hampir kalah malah menyerang  balik.
5. sempurna dalam beramal (itqon=profesional)
Sebaiknya kita menyelesaikan satu masalah dulu baru berganti ke masalah yang lain.
6. Tentukan skala prioritas
Imam Hasan Al Banna mengatakan “Sesungguhnya kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia”, jadi suatu hal yang penting bagi kita untuk menentukan skala prioritas dalam pelaksanaannya dimulai dari penting & mendesak, tidak penting tapi mendesak, penting tapi tidak mendesak, dan tidak penting & tidak mendesak. Tapi jangan pula kita membenturkan sesuatu yang seharusnya tidak berbenturan. misalnya kuliah dengan syuro, dsb.








Selamat Membaca

TAWAZUN dan Dzikrullah

TAWAZUN

Tawazun  berarti keseimbangan atau seimbang sedangkan menurut istilah tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil dalam menghadapi suatu persoalan.
tawazun berakaitan  Tawazun juga merupakan sifat dan ketentuan Allah SWT. Artinya Allah SWT menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dalam keadaan seimbang. Ada siang dan malam, ada ikhwan dan akhwat, ada baik dan buruk, ada titam dan putih, ada benar dan salah. Maka sudah menjadi suatu keharusan manusia menjalani kehidupan harus dengan seimbang.

>>> fitrah manuasia menciaptakan manusia dengan membawa fitarah 

   كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi 
(HR Muttafaq Alaih)

manua\sia memiliki kabaiakan atau yang di sebut Hanif maka manuasia cendrung baik ( hanif ) dengan perintah yang lurus yang akan membawea fitrah tetap pada jalan yang lurus 
allah memberika yang terbaik tetapi tergantung orang tersebut akan memelihara secara baik atau 

3 Potensi yang dimiliki oleh Manusia yang harus diseimbangkan.

1. Jasmani
Setiap manusia menyadari akan hal ini, masing-masing mengetahui cara-cara memenuhi kebutuhannya, diantaranya dengan makan, minum, istirahat, pakaian, tempat tinggal. Dalam hal ini Rasulullah saw memberikan pedoman dan perintah terkait dengan cara-cara memenuhi kebutuhan tersebut, seperti dalam hal makan dan minum, Rasulullah saw memerintahkan kurang lebih sebagai berikut “makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang”. Secara logis hadist ini dapat diterima bahwa jika diibaratkan suatu sistem, maka rasa lapar samahalnya dengan suatu alarm, dimana setiap alarm pasti akan berbunyi di saat kondisi kritis atau sedang terjadi bahaya, apakah terdengarnya suatu alarm tersebut merupakan suatu perihal yang baik dan ditunggu-tunggu? tentu saja tidak, demikian pula halnya tubuh dalam memberikan rasa lapar allah meberikan makanan halal dan baik namun  Tidak berlebihan allah melarang untuk tidak berlebihan karena manusia cendurung berlebihan dan tidak ada yang ingin berkekurangan , berlebihan dalam memakan makanan tidak baik namun perlu di perhatikan bahwa sebagian milik kita adalah milik orang lain dan allah melarang memakan makan haram dan tidak membayar zakat .
Bekerja  agar mendapat makanan bekerjalah yang baik bukan mencuri atau menipu karna makan yang di dapat dari uang haram akan masuk keadalam tubuh dan makan itu menjadi haram 

2. Akal
Hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT lainnya adalah dianugerahkannya akal, dengan akal ini manusia seharusnya mampu menilai baik dan buruk sehingga tidak terjerumus kedalam jurang kebatilan, sehingga apabila manusia mampu menggunakan akalnya dengan sebaik-baiknya dan terus-menerus mencari kebenaran, maka derajatnya bisa melebihi para malaikat dan apabila manusia tidak menggunakan akal dan senang jatuh kedalam keterpurukan moral dan sebagainya maka derajatnya menyamai hewan bahkan lebih rendah lagi. Lalu bagaimana cara memenuhi kebutuhan dari potensi ini? jawaban ialah selalu belajar dan menuntut ilmu apapun ilmunya tentu saja ilmu yang positif baik itu berhubungan dengan dunia walaupun dengan akhirat, yang penting dilakukan karena lillahi ta’ala .
Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan muncul hikmah (sikap bijak) 
1. Hikmah adalah memahami al-Qur’an
2. Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة في القول والفعل)
3. Hikmah adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya
4. Hikmah adalah pemahaman
5. Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu adalah takut kepada Allah
Makanan akal ( ILMU )
seseorang kekuranga ilmu maka akan lemah seperti makan jasad ilmupun harus yang baik sehingga bermanfaat


3. Ruh
Tidak semua orang menyadari sepenuhnya akan potensi ini, apabila seseorang merasa gelisah atau tidak tentram, itu merupakan salah satu pertanda akan kekurangan ruh, namun banyak diantara orang yang tidak paham akan hal ini melampiaskannya kepada hal-hal yang negatif terutama generasi muda sekarang yakni meminum minuman keras, narkoba, sex bebas mencuri bahkan bunuh diri, seperti yang sering kita lihat pada infotaimen-infotaimen  selebritis yang begitu digembar-gemborkan, sebagai akibat dari kekurangan akan ruh maka cacat moral akan terjadi pada yang bersangkutan sehingga ia tidak akan merasakan perasaan bersalah sesudah melakukan perbuatan-perbuatan dosa tersebut. Agama Islam sangat memperhatikan dengan hal ini, yakni bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan ruhani, yaitu dengan rajin dalam beribadah terutama yang wajib(rukun), lalu dilanjutkan dengan sunah seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir, bermuhasabah, dan sebagainya
Akibat kelemahan ruh, maka kehidupan seseorang tidak akan terkontrol
1. Halal dan haram tidak dipedulikan
2. Orang lain susah pun tidak dipedulikan
3. Masyarakat hancur, negara hancur, bahkan dunia hancur pun tidak peduli dan Ia akan mementingkan dirinya sendiri


 Dzikrullah
Macam-macam Dzikir
Al-Wazhifah
Wirid Qur’an
Doa-doa siang dan malam
Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah 

 dzikir yag banyak (ciri mu’min) dzikir yang sangat sedikit (ciri munafik)

“Aku terserah kepada persangkaan hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca: berdzikir) dalam diri-Nya,n aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku didalam sebuah jamaah, aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘Alaihi dari hadits Abu Hurairah)

1. Khusyunya ibadah  menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
2. Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
3. Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka
4. Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai
Mengakhiri dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.











Sabtu, 22 November 2014

Selamat Membaca

MENEJEMEN WAKTU

Menejemen  waktu 



Dalam Islam waktu adalah suatu hal yang penting, mengapa? dalam surat Al ‘Ashr ayat 1-3 Allah SWT berfirman “Demi Masa (Waktu)…” yang menunjukkan betapa berharga dan pentingnya waktu tersebut. Selain itu dalam hadits Nabi SAW. berpesan agar kita manfaatkan 5 masa/waktu : “Masa muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, luang sebelum sibuk, hidup sebelum mati” (HR.Al-Baihaqi). Dalam aturan-aturan terkait ibadah mahdhoh seperti sholat, puasa, zakat, haji pun memberi penekanan pada waktu.
Allah memberikan kita setiap hari “modal” waktu dan kepada semua manusia di muka bumi ini adalah sama–24 jam. Namun, ada berapa orang yang bisa “berbuat lebih” seperti :
* Rasulullah SAW : Dalam waktu 23 tahun bisa membangun peradaban Islam yang tetap ada sampai sekarang. Ikut 80 peperangan dalam tempo waktu kurang dari 10 tahun, santun terhadap fakir miskin, menyayangi istri dan kerabat, dan yang luar biasa adalah beliau seorang pemimpin umat yang bisa membagi waktu untuk umat dan keluarga secara seimbang!!
* Zaid bin Tsabit RA : Sanggup menguasai bahasa Parsi hanya dalam tempo waktu 2 bulan! Beliau dipercaya sebagai sekretaris Rasul dan penghimpun ayat Quran dalam sebuah mush’af
* Abu Hurairah : Masuk Islam usia 60 tahun. Namun ketika meninggal di tahun 57 H, beliau meriwayatkan 5374 Hadits! (Subhanallah!)
* Anas bin Malik : Pelayan rasulullah sejak usia 10 tahun, dan bersama rasul 20 tahun. Meriwayatkan 2286 Hadits.
* Abul Hasan bin Abi Jaradah (548 H) : Sepanjang hidupnya menulis kitab-kitab penting sebaganyak tiga lemari.
* Abu Bakar Al-Anbari : Setiap pekan membaca sebanyak sepuluh ribu lembar.
* Syekh Ali At-Thantawi : Membaca 100-200 halaman setiap hari. Kalkulasinya, berarti dengan umurnya yang 70 tahun, beliau sudah membaca 5.040.000 halaman buku. Artikel yang telah dimuat di media massa sebanyak tiga belas ribu halaman. Dan yang hilang lebih dari itu.
Masih banyak lagi contoh-contoh luar biasa lainnya. Kenapa tidak banyak orang yang bisa menyamai mereka? Padahal waktu yang diberikan Allah kepada mereka sama dengan waktu yang diberikan Allah pada hambaNya yang lain? Jawabannya adalah kecerdasan manajemen waktu.
Saat ini kita dicekoki dengan frem bahwa dalam sehari manusia harus tidur minimal 8 jam. Padahal kalau kita cermati kalau kita tidur 8 jam sehari itu artinya kita sudah memanfaatkan waktu kita 1/3 hari untuk TIDUR. Bayangkan kalau rata2 umur manusia saat ini 60 tahun maka bisa kita artikan 20 tahun umur manusia digunakan untuk TIDUR! Cukuplah bagi kita untuk tidur selam 3-7 jam saja dalam sehari asalkan “berkualitas”.
Lalu Btimbul sebuah pertanyaan BAGAIMANAKAH TIDUR YANG BERKUALITAS itu?
Manajemen Tidur Berkualitas
- tidur 3-7 jam
- tidur di awal malam dan bangun pada 1/3 malam terakhir
- berwudlu sebelum tidur
- membersihkan tempat tidur
- mematikan lampu (meningkatkan melatonin)
- tidur dengan posisi yang benar (miring ke kanan)
- berdzikir dan berdoa
Tips-Tips Manajemen Waktu
1. Membuat target dan perencanaan
Tulislah target jangka pendek dan jangka panjang, selalu manfaatkan waktu luang ex. saat dalam perjalanan selalu bawa buku atau/dan Al Quran. Pada saat perang Khandaq, Rasulullah membuat strategi pembuatan Parit yang sangat terencana sehingga bisa selesai tepat waktu.
2. Mempersiapkan rencana cadangan
Ingat!!! Manusia hanya bisa merencanakan, dan mutlak Allah sajalah yang berhak untuk menetukan. Ketika perang mu’tah, Rasulullah menunjuk 3 orang panglima perang untuk bersiap2. Jika panglima pertama syahid maka akan digantikan panglima kedua, dst.
3. Program yang dibuat dalam mencapai target harus realistis, terukur dan adil
Target boleh melangit tapi program mesti membumi. Adil dalam artian tidak merugikan orang lain. Saat perang Khandaq, umat islam yang jumlahnya hanya 3 ribu harus mengalahkan pasukan romawi yang jumlahnya 10 ribu. Jika dipikir secara logika mungkin hal itu hanyalah sebuah mimpi, namun dalam pelaksanaannya tetap membumi yakni dengan strategi pembuatan parit sehingga umat Islam bisa memenangkan peperangan.
4. Disiplin dalam rencana
Ketidak disiplinan dalam perencanaan bisa berakibat fatal. Ingat pepatah bijak “Gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan”. Kalau kita cermati kisah perang uhud, maka dapat diambil ibroh bahwa sesungguhnya yang menyebabkan kekalahan umat islam ketika itu adalah pasukan pemanah yang dipersiapkan untuk berjaga-jaga di bukit uhud tidak disiplin meninggalkan posisinya karena ghonimah perang yang ada di bawah bukit sehingga musuh yang hampir kalah malah menyerang balik.
5. sempurna dalam beramal (itqon=profesional)
Sebaiknya kita menyelesaikan satu masalah dulu baru berganti ke masalah yang lain.
6. Tentukan skala prioritas
Imam Hasan Al Banna mengatakan “Sesungguhnya kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia”, jadi suatu hal yang penting bagi kita untuk menentukan skala prioritas dalam pelaksanaannya dimulai dari penting & mendesak, tidak penting tapi mendesak, penting tapi tidak mendesak, dan tidak penting & tidak mendesak. Tapi jangan pula kita membenturkan sesuatu yang seharusnya tidak berbenturan. misalnya kuliah dengan syuro, dsb.
Selamat Membaca

Tawazun


TAWAZUN

>Tawazun (keseimbangan) sangat penting dalam kehidupan à tidak tawazun akan fatal akibatnya 
>Tawazun berkaitan dengan mensikapi dua atau beberapa amal yang mesti dilakukan agar sikapnya tepat (adil): memberikan hak kepada yang berhak
Allah SWT menciptakan langit dan semua isinya dengan tawazun 
3 sikap
1) Tawazun: وَوَضَعَ الْمِيزَانَ à وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ
2) Jangan berlebihan: أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ3) Jangan mengurangi: وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ

Ada perintah dan larangan agar tetap menjaga keseimbangan (tawazun)Allah SWT menciptakan manusia dengan membawa fitrah yang suci Adanya fitrah inilah yang membuat manusia memiliki kecenderungan kepada kebaikan atau yang disebut HANIF Maka kecenderungan baik (hanif) mesti dipertahankan à 30:30 perintah untuk perhatian terhadap DIEN YANG LURUS, yang akan membawa fitrah tetap pada jalan yang lurus Ingat! Bahan baku yang telah diberikan Allah itu baik, tapi jika tidak dipelihara akan rusak Agar fitrah yang hanif ini terpelihara dengan baik, perlu bersikap TAWAZUN terhadap 3 potensi manusia: jasad, akal, dan ruh

Manusia menurut Islam terdiri dari 3 unsur:
1.JASAD (physical being)
2.AKAL (intellectual being)
3.RUH (spiritual being) à Barat sering melupakan yang ini

Makanan jasad,  makanan yang biasa kita makan misalkan  nasi, tahu, tempe, daging, sayur, susu, madu, air, dll Kurang makanan à lemah, sakit, bahkan bisa mati (kelaparanAllah SWT telah menyediakan makanan untuk manusia dengan dua patokan:
1.Halal dan baik 2:168, 5:88, 8:69, 16:114
2.Tidak berlebihan 6:141, 7:31
Allah SWT hanya melarang untuk tidak berlebihan, tapi tidak ada larangan jangan kekurangan Karena kecenderungan manusia dalam masalah ini adalah berlebihan, tidak ada yang mau kekurangan Bahkan tubuh manusia ternyata didisain oleh Allah, mampu menampung lemak hampir tanpa batas à ada manusia yang berbobot 600 kg Berlebihan di sini juga berarti memakan makanan yang haram atau tidak membayar zakatnya (68:17-33) atau mengharamkan makanan yang halal (66:1) Agar mendapatkan makanan à mesti bekerja: pekerjaan yang baik, bukan mencuri, menipu, dll Makanan halal tapi didapat dengan uang yang haram akan masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh ada unsur haramnya

Makanan akal adalah ILMU
Kurang ilmu à akalnya lemah, “kurus” (bodoh)
Seperti makanan jasad, ilmu pun mesti yang baik sehingga bermanfaat Ilmu yang buruk: ilmu sihir, ilmu mencuri, dll , Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan muncul hikmah (sikap bijak)
2:269 hikmah = kebaikan yang banyak
Hikmah adalah memahami al-Qur’an
Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة في القول والفعل)
Hikmah adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya
Hikmah adalah pemahaman
Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu adalah takut kepada Allah
Makanan ruh adalah dzikrullah (ingat kepada Allah Inilah makanan yang kurang mendapatkan perhatian manusia pada umumnya Lapar”-nya tidak terasa, padahal fenomenanya sudah muncul: gelisah, tidak dapat tidur Padahal ruh itu PENGENDALI diri kita Akibat kelemahan ruh, maka kehidupan seseorang tidak akan terkontrol Halal dan haram tidak dipedulikan, Orang lain susah pun tidak d,ipedulikan Masyarakat hancur, negara hancur, bahkan dunia hancur pun tidak peduli ,Ia akan mementingkan dirinya sendiri maka   dzikir yang banyak (ciri mu’min dzikir yang sangat sedikit (ciri munafik)Aku terserah kepada persangkaan hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca: berdzikir) dalam diri-Nya, aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku didalam sebuah jamaah, aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Hadits Qudsi, MuttafaqunAlaihi dari hadits Abu Hurairah)
Dzikir di sini bukanlah sebatas dzikir ucapan, tetapi
taubat itu merupakan dzikir
tafakkur itu dzikir
menuntut ilmu itu dzikir
mencari rezeki-jika niatnya baik-jiga termasuk dzikir dan segala sesuatu yang di sana ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda selalu waspada akan pengawasan-Nya kepada anda, maka itu adalah dzikir.

 orang yang arif adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan kesempatan
1.Khusyu, menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
2.Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
3.Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka
4.Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai
5.Mengakhiri dengan penuh khusudan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
Macam-macam Dzikir
1.Al-Wazhifah
2.Wirid Qur’an
3.Doa-doa siang dan malam
4.Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
5.Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah


Ni’mat Lahir dan Batin Jika jasad, akal, dan ruh terpenuhi keperluannya dengan tawazun, maka itulah ni’mat yang sejati: lahir dan batin (31:20) n
Kehidupannya akan stabil, tidak mudah tergoncang
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi
(HR Muttafaq Alaih)

Selamat Membaca

Kebutuhan Manusia terhadap Rasul


حَاجَةُ اْلإِنْسَانِ إِلَى الرَّسُوْلِ
Kebutuhan Manusia terhadap Rasul

Manusia Pertama
       Ketika Allah SWT menurunkan Adam AS beserta istrinya ke bumi, maka kemudian memiliki anak
       Setiap kali mengandung, Hawa melahirkan satu pasang anak kembar: laki-laki dan perempuan
       Syari’at yang diterapkan: perkawinan silang dan tidak boleh menikah dengan kembarannya

Perkembangan Manusia
Manusia kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai tempat Mereka bersuku-suku dan berkabilah-kabilah Mereka hidup tanpa petunjuk, sehingga menyimpang dari kebenaran Allah SWT mengutus RasulNya untuk mengembalikan mereka ke jalan kebenaran Rasul yang diutus biasanya berasal dari kaum mereka sendiri

Fitrah Manusia (اَلْفِطْرَةُ)
Allah SWT telah menanamkan fitrah (Islam) kedalam setiap janin yang sudah ditiupkan ruh Saat itulah Allah mengambil perjanjian kepada manusia dengan sebuah pertanyaan, “Apakah Aku ini Rabb kalian?” Maka semuanya membenarkannya dan menjadi saksi Karena itulah, peradaban apapun yang berlaku pada manusia, purba ataupun modern, ada yang tidak dapat dihilangkan dari diri manusia

Mengakui Eksistensi Pencipta
(وُجُوْدُ الْخَالِق)
Fitrah yang ditanam oleh Allah tidak akan pernah hilang, yang terjadi adalah tertutupi dengan kotoran-kotoran lain Oleh karena itu, manusia pasti mengakui bahwa di balik alam semesta yang megah dan teratur ini, ada Penciptanya Hanya saja, karena tidak ada PETUNJUK yang benar, manusia berbeda-beda (salah) dalam menyebut dan mensifatinya

Sang Pencipta
       Keterbatasan akal manusia menyebabkan kesalahan dalam menggambarkan Sang Pencipta
       Ada yang menganggap bahwa Pencipta itu terbatas pada satu kemampuan: langit sendiri penciptanya, laut, gunung, awan, dll ada pencipta dan pemeliharanya sendiri-sendiri
      Bhrahma: dewa pencipta alam
      Shiva: dewi perusak alam
       Menyembah perusak lebih disukai dari pada pencipta, sehingga patung dewi Shiva yang lebih banyak disembah

Bangsa Arab
Bangsa Arab berasal dari keturunan Ismail AS Mereka pertama kali mendapat bimbingan dari Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS Sepeninggal Ismail AS tidak ada lagi Rasul yang diutus kepadanya sehingga terjadi banyak penyimpangan Mereka mengakui dengan pasti akan keberadaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam, tetapi mereka mensekutukannya dengan lainnya Setelah mengenal Pencipta, maka mereka pun menyembahnya Akan tetapi, terjadi berbagai macam cara penyembahan Semuanya tidak lepas dari berbagai kemusyrikan yang menyertai penyembahan kepada Sang Pencipta Menyembah berbagai dewa-dewi, binatang, arwah, bintang, matahari, malaikat yang dianggap anak perempuan Allah (kepercayaan kafir Quraisy), berhala-berhala (27:24, 39:2) Mengadakan berbagai sesaji dan korban untuk “tuhan-tuhan” itu

Fitrah itulah yang mendorong manusia memiliki naluri untuk menghormati, mengagumi, mensucikan, mengkultuskan Dzat yang dianggap Tertinggi Selanjutnya di hadapan Dzat atau berbagai Dzat itu mereka menundukkan diri, menghinakan diri, ruku’, sujud Sejarah manusia dalam setiap masa selalu ada tempat-tempat ibadah atau pemujaan Fitrah juga mendorong manusia hidup secara teratur Mereka hidup berkelompok-kelompok (49:13)

Mereka menunjuk satu orang sebagai pemimpin mereka Mereka mentaati aturan yang disepakati bersama atau yang ditentukan oleh sang pemimpinHanya saja, karena ketiadaan petunjuk akhirnya mereka merasa lebih tinggi (superior) dibanding lainnya à terjadi penindasan, peperangan, penjajahan, perbudakan

Sejarah mencatat berbagai bentuk fanatisme suku atau bangsa Banga Arya merasa dirinya bangsa suci, tinggi Begitu pula bangsa Yahudi, bangsa kulit putih, bangsa Arab di masa sekarang  Paham nasionalisme yang semula baik, kemudian berkembang menjadi chauvinisme (nasionalisme sempit dan berlebihan) Antar-suku Arab Quraisy sering terjadi perang karena masalah yang sepele Arab Madinah dibantu oleh Yahudi terlibat Perang Bu’ats selama 40 tahun sebelum Islam masuk

Kekacauan
Ketiadaan petunjuk menyebabkan terjadinya berbagai macam kekacauan
      Kacau dalam mempersepsikan Sang Pencipta
      Kacau dalam peribadatan
      Kacau dalam fanatisme dan penindasan terhadap rakyat oleh penguasa
Eropa berabad-abad hidup dalam kegelapan sebelum kedatangan Islam kesana Arab adalah bangsa yang tidak diperhitungkan dalam percaturan dunia sebelum kedatangan Islam 

Petunjuk Rasul (هِدَايَةُ الرَّسُوْلِ)
 Untuk mengatasi dan menyelesaikan berbagai kekacauan itu, maka Allah mengirim para rasul untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia 42:52-53 وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus) Petunjuk itu berupa WAHYU yang Allah turunkan kepada para nabi dan rasul, di antaranya berupa shuhuf (87:18-19) dan kitab-kitab (2:2)

Mengenal Pencipta (مَعْرِفَةُ الْخَالِقِ)
Dengan petunjuk itulah manusia dikenal oleh para rasul tentang Pencipta satu-satunya alam semesta ini, yaitu ALLAH SWT
      Rabb kalian adalah ALLAH (ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ)
      Tidak ada ilah kecuali Dia (لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ)
      Pencipta segala sesuatu (خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ)
      Sembahlah Dia (فَاعْبُدُوهُ)
      Dia adalah Pemelihara segala sesuatu (وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ)

Pedoman Hidup 
Para rasul juga memberi petunjuk tentang aturan-aturan yang seharusnya menjadi pedoman hidup mereka, bukan aturan-aturan yang dibuat mereka Pedomana hidup itu seharusnya mampu mengarahkan manusia pada jalan yang lurus (shiratul mustaqim) bukan jalan yang menyimpang dan sesat Pedoman hidup itu adalah ISLAM (6:153) inilah yang mesti diikuti dan jangan mengikuti pedoman yang lain karena akan menyimpangkan dari jalur yang benar
Contoh Pelaksanaan
Para rasul tidak sekedar menjelaskan pedoman hidup secara teoritis saja, tetapi mereka menerapkan secara langsung dalam kehidupan mereka , Mereka adalah contoh hidup (نَمُوْذَجُ حَيٍّ) dari pelaksanaan pedoman hidup itu kita disuruh mencontoh kepada Nabi Ibrahim dan orang-orang yang mengikutinya, termasuk Rasulullah SAW Rasulullah SAW adalah teladan yang baik Dikatakan bahwa Rasulullah adalah Al-Qur’an yang berjalan karena akhlaknya adalah al-Qur’an (كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ) HR. Ahmad

Beribadah dengan Benar 
Berkat petunjuk Rasul, manusia mengenal Allah SWT dengan benar dan mengikuti pedoman hidup yang sejati Dengan begitu, manusia akhirnya dapat beribadah kepada Allah SWT dengan ibadah yang benar beribadah dengan memurnikan ketaatan







MAWAR

MAWAR

Mau tw tentang saya ?

Popular Posts

Translate