TAWAZUN
Tawazun berarti keseimbangan atau seimbang sedangkan menurut istilah tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil dalam menghadapi suatu persoalan.
tawazun berakaitan Tawazun juga merupakan sifat dan ketentuan Allah SWT. Artinya Allah SWT menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dalam keadaan seimbang. Ada siang dan malam, ada ikhwan dan akhwat, ada baik dan buruk, ada titam dan putih, ada benar dan salah. Maka sudah menjadi suatu keharusan manusia menjalani kehidupan harus dengan seimbang.
>>> fitrah manuasia menciaptakan manusia dengan membawa fitarah
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi
(HR Muttafaq Alaih)
manua\sia memiliki kabaiakan atau yang di sebut Hanif maka manuasia cendrung baik ( hanif ) dengan perintah yang lurus yang akan membawea fitrah tetap pada jalan yang lurus
allah memberika yang terbaik tetapi tergantung orang tersebut akan memelihara secara baik atau
3 Potensi yang dimiliki oleh Manusia yang harus diseimbangkan.
1. Jasmani
Setiap manusia menyadari akan hal ini, masing-masing mengetahui cara-cara memenuhi kebutuhannya, diantaranya dengan makan, minum, istirahat, pakaian, tempat tinggal. Dalam hal ini Rasulullah saw memberikan pedoman dan perintah terkait dengan cara-cara memenuhi kebutuhan tersebut, seperti dalam hal makan dan minum, Rasulullah saw memerintahkan kurang lebih sebagai berikut “makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang”. Secara logis hadist ini dapat diterima bahwa jika diibaratkan suatu sistem, maka rasa lapar samahalnya dengan suatu alarm, dimana setiap alarm pasti akan berbunyi di saat kondisi kritis atau sedang terjadi bahaya, apakah terdengarnya suatu alarm tersebut merupakan suatu perihal yang baik dan ditunggu-tunggu? tentu saja tidak, demikian pula halnya tubuh dalam memberikan rasa lapar allah meberikan makanan halal dan baik namun Tidak berlebihan allah melarang untuk tidak berlebihan karena manusia cendurung berlebihan dan tidak ada yang ingin berkekurangan , berlebihan dalam memakan makanan tidak baik namun perlu di perhatikan bahwa sebagian milik kita adalah milik orang lain dan allah melarang memakan makan haram dan tidak membayar zakat .
Bekerja agar mendapat makanan bekerjalah yang baik bukan mencuri atau menipu karna makan yang di dapat dari uang haram akan masuk keadalam tubuh dan makan itu menjadi haram
2. Akal
Hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT lainnya adalah dianugerahkannya akal, dengan akal ini manusia seharusnya mampu menilai baik dan buruk sehingga tidak terjerumus kedalam jurang kebatilan, sehingga apabila manusia mampu menggunakan akalnya dengan sebaik-baiknya dan terus-menerus mencari kebenaran, maka derajatnya bisa melebihi para malaikat dan apabila manusia tidak menggunakan akal dan senang jatuh kedalam keterpurukan moral dan sebagainya maka derajatnya menyamai hewan bahkan lebih rendah lagi. Lalu bagaimana cara memenuhi kebutuhan dari potensi ini? jawaban ialah selalu belajar dan menuntut ilmu apapun ilmunya tentu saja ilmu yang positif baik itu berhubungan dengan dunia walaupun dengan akhirat, yang penting dilakukan karena lillahi ta’ala .
Jika ilmu itu berkembang dengan baik, maka akan muncul hikmah (sikap bijak)
1. Hikmah adalah memahami al-Qur’an
2. Hikmah adalah kesesuaian ucapan dan perbuatan (الإصابة في القول والفعل)
3. Hikmah adalah mengenal agama, memahaminya, dan mengikutinya
4. Hikmah adalah pemahaman
5. Hikmah adalah rasa takut (al-khasyyah) kepada Allah, karena pangkal segala sesuatu adalah takut kepada Allah
Makanan akal ( ILMU )
seseorang kekuranga ilmu maka akan lemah seperti makan jasad ilmupun harus yang baik sehingga bermanfaat
3. Ruh
Tidak semua orang menyadari sepenuhnya akan potensi ini, apabila seseorang merasa gelisah atau tidak tentram, itu merupakan salah satu pertanda akan kekurangan ruh, namun banyak diantara orang yang tidak paham akan hal ini melampiaskannya kepada hal-hal yang negatif terutama generasi muda sekarang yakni meminum minuman keras, narkoba, sex bebas mencuri bahkan bunuh diri, seperti yang sering kita lihat pada infotaimen-infotaimen selebritis yang begitu digembar-gemborkan, sebagai akibat dari kekurangan akan ruh maka cacat moral akan terjadi pada yang bersangkutan sehingga ia tidak akan merasakan perasaan bersalah sesudah melakukan perbuatan-perbuatan dosa tersebut. Agama Islam sangat memperhatikan dengan hal ini, yakni bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan ruhani, yaitu dengan rajin dalam beribadah terutama yang wajib(rukun), lalu dilanjutkan dengan sunah seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir, bermuhasabah, dan sebagainya
Akibat kelemahan ruh, maka kehidupan seseorang tidak akan terkontrol
1. Halal dan haram tidak dipedulikan
2. Orang lain susah pun tidak dipedulikan
3. Masyarakat hancur, negara hancur, bahkan dunia hancur pun tidak peduli dan Ia akan mementingkan dirinya sendiri
Dzikrullah
Macam-macam Dzikir
Al-Wazhifah
Wirid Qur’an
Doa-doa siang dan malam
Doa-doa yang ma’tsur dalam berbagai kesempatan
Wirid Ikhwan: wirid doa dan wirid rabithah
dzikir yag banyak (ciri mu’min) dzikir yang sangat sedikit (ciri munafik)
“Aku terserah kepada persangkaan hamba-Ku terhadap Ku, jika ia menginat-Ku (baca: berdzikir) dalam diri-Nya,n aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku didalam sebuah jamaah, aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘Alaihi dari hadits Abu Hurairah)
1. Khusyunya ibadah menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.
2. Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain (Al-A’raf: 205)
3. Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka
4. Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai
Mengakhiri dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.
0 komentar:
Posting Komentar